Kim Jong Woon

Kim Jong Woon
The Art of Voice

Sunday 22 March 2015

Fanfiction - Sandiwara Cinta Chapter 5

Author       : Clouds6009
Main Cast  : Yesung a.k.a Kim Jong Woon, Park Shin Hye, Cho Kyuhyun
Other Cast : Super Junior Member
Pairing       : Yesung/ShinHye
Genre         : Romance, Friendship, Family
Language   : Indonesian
Rate            : T
Disclaimer : Casts are idols that I like. They belong to God, their family, and company. I just use their names and characters here. The story is mine.
Author Note : I write this story because I like the main casts personally, but I have another reason. I rarely find a fanfic that Yesung acts as a REAL man. I often find him acts as boy lover, and he is the woman-alike character (Uke). This is driving me crazy. I hope, my amateur writing is not too bad. Happy reading!!

Chapter 5th

            “Ini benar alamatnya.” Ucapnya pelan setelah mencocokkan alamat dalam pesan teks dan papan nama yang terpampang di gerbang sebuah rumah, tepat di depan ia memarkir mobilnya. Dia lalu memencet bel di pintu depan, tidak lama pintu besi itu terbuka dengan suara ‘Kreeet!!!’.
Anyeong Haseyo!” ucapnya 
dengan sedikit membungkuk sesaat setelah melihat wanita paruh baya yang nampak cantik dengan dress hijau dari balik pintu.
“Oh... anyeong haseyo! Ayo masuk.” Sambut nyonya itu.
Sepanjang jalan dia terus terkagum dengan halaman depan yang terlihat sangat terawat. Pepohonan yang berjajar rapat-rapat di pinggir jalan setapak menuju rumah bercat putih memberi kesan asri.
“Jongwoon-a!” Panggil nyonya tadi ke arah kerumunan orang yang berada di halaman depan rumah.
Yesung’s POV
De, Omoni,” aku menoleh ke arah sumber suara, ibu Kyuhyun yang sedang berdiri di samping... Shinhye.
“Shinhye, kau sudah datang.” Sapaku sambil diam-diam memperhatikan penampilan Shinhye.
Hey! Jangan salahkan kalau aku melakukannya. Dia memakai dress selutut berwarna baby blue dipadukan cardigan seputih gading. Untuk sesaat aku terpesona dibuatnya. Dia sangat manis dalam busananya yang santai itu. Ditambah dengan high heels yang senada dengan warna cardigannya menghandirkan keanggunan tersendiri. Yah... bayangkan saja Shinhye yang selalu tampil cantik, hanya saja kali ini dengan senyuman kikuk yang malah menambah tingkat kemanisannya.
“Ne, Oppa. Aku baru saja tiba. Gamsahamnida sudah menemaniku, Omonim.” Ucapnya sambil tersenyum tipis ke arah Ibu Kyu.
“Jangan sungkan! Karena Woonie sudah di sini, bibi tinggal dulu ya! Nikmati pestanya~”
De, Omonim. Gomawo sudah mengantar Shinhye.” Jawabku.
Ibu Kyu menepuk singkat pundakku lalu pergi ke arah para ibu.
“Apa kau kesulitan mencari alamatnya?”
Ani, Oppa. Sebenarnya, aku hanya butuh 20 menit untuk kemari. Hanya saja, Minwoo Oppa memberitahuku kalau salah satu jadwal pemotretannya dimajukan jadi pagi ini, jadi aku terlambat. Mian!”
“Hmm... lain kali beritahu aku. Aku sedikit khawatir kalau-kalau kau kesulitan tadi.”
“Baiklah. Eemm, Oppa?”
“Hmn?”
“Apa benar hanya kerabat kalian saja yang datang?” Tanyanya sambil terus melihat sekeliling kami.
Ne, ini kerabat kami dan beberapa teman dekat. Wae?”
Geunyang…. ini sedikit berbeda dari dugaanku.” Jawabnya sambil tersenyum. Mendengar nada bicaranya, akhirnya aku mengerti apa maksudnya.
“Maksudmu ini sangat ramai?” Tanyaku lagi, yang hanya ditanggapinya dengan anggukan segan yang amat singkat. “Hahah... memangnya apa yang kau harapkan dari ‘kerabat dan teman dekat’ 15 orang??! Jja, aku perkenalkan dengan para Ibu Super Junior.”
Aku berjalan mendekati para Ibu di dekat meja penganan sebelah kiri taman. Shinhye mengikuti langkahku rapat-rapat. ‘Ada apa dengannya hari ini? Tidak biasanya dia begitu nervous...‘ Pikirku.
Para ibu itu sedang asyik berbincang sambil tertawa-tawa. Saat kami mendekat, salah seorang dari mereka menyadarinya dan langsung menyambut.
O... Jongwoon-a~” Sapa Omma si Anchovy.
Omonim, perkenalkan.” Ucapku sambil menarik pelan pergelangan tangan Shinhye agar dia mendekat.
Anyeong haseyoOmonim. Park Shinhye imnida!” salamnya sambil menunduk memberi hormat.
Anyeong! Aku Ibunya KangIn. Jadi, ini kekasihmu, Jongwoon-a?”
Aku melirik Shinhye sebentar. “Ne, Omonim.” Jawabku singkat.
“Aah... nomu yeppo! Aku Ibunya Kibum. Mannaso banggaptta, Shinhye!” sambung Ibu lainnya.
Gamsahamnida, Omonim.”
“Dan sopan juga kelihatannya. Aku ommanya Zhoumi.” Ucap Ibu Zhoumi sumringah.
“Ini bibi yang mengantarmu tadi, Mrs. Cho, ommanya Kyuhyun.”
Anyeong HaseyoOmonim!”
“Jongwoon sangat beruntung. Keucchi, Jongwoon Omma?”
De. Uri-adeul sangat beruntung mendapatkan Shinhye.” Ucap Omma sambil tetap memegang tangan Shinhye. Omma benar-benar bahagia, jelas terlihat di senyumannya.
“Jongwoon Hyung!” terdegar teriakan Jongjin dari arah belakang.
“Leeteuk hyung mencarimu.” Lanjutnya, saat sudah berada tepat di belakangku.
“Teuk hyung... dimana?” Tanyaku berbalik pada Jongjin.
“Itu... di dekat gerbang menuju taman belakang. Katanya dia perlu bicara denganmu, Hyung.” Kata namdongsaengku satu-satunya itu.
Gomawo JongJin-a. Kebetulan aku ingin mereka bertemu Shinhye,” baru saja aku ingin menarik Shinhye agar mengikutiku (lagi), sebuah suara lalu menghentikan niatku.
“Biarkan Shinhye bersama kami dulu, Jongwoon-a. Omma ingin ngobrol dengannya sedikit lebih lama.” Kata omma. Hmmp... tertarik dengan objek baru ya?? batinku sambil melirik Shinhye. Ku lihat dia sedikit terkejut karena tatapanku, atau mungkin permintaan Omma yang disusul anggukan setuju nyonya-nyonya di depan kami. Melihat ini, aku tahu, dia khawatir. Tingkat kegugupannya bertambah, aku bisa melihatnya.
“Tapi Omma-“ belum sempat memberi alasan, lalu suara lain kembali menyanggahku.
Ne, Jongwoonie. Omma juga ingin bercerita dengannya dulu.” Kali ini giliran Omma Hyukjae. Yang segera diamini oleh nyonya lainnya, lagi.
Aku menatap Shinhye sejenak. “Shinhye-ya, otthae?” bisikku sepelan mungkin.
“Eer... tidak apa, Oppa. Aku di sini saja dulu dengan Omonim.” Jawabnya sopan setelah melirik singkat ke arah nyonya-nyonya di depan kami.
“Kau yakin tidak apa ku tinggal sendiri?” tanyaku memastikan dan dijawabnydengan anggukan yang dibarengi senyuman khasnya. “Baiklah. Omma, aku ke sana dulu. Tolong temani Shinhye sebentar.”
“Siap, Jongwoonie.” Jawab para ibu, semangat.
Akupun berjalan menuju tempat Leeteuk Hyung bersama member yang lain. Belum jauh, aku lalu berbalik melihat kembali ke arah Shinhye dan omoni. Kulihat mereka mengambil meja kosong di sudut taman. Meja yang cukup besar untuk para nyonya plus seorang nona. Belum berapa lama, ku lihat 3 orang wanita mendekati meja itu juga. Noona dari Leeteuk Hyung, Kyuhyun, dan Hyukjae. ‘Hah... kuharap semuanya akan baik-baik saja saat aku kembali.’ Batinku, sebelum akhirnya panggilan nyaring dari Donghae berhasil membuatku berlari pelan ke arahnya.
Shinhye’s POV
            Belum lama kami duduk, meja di depanku sudah dipenuhi beragam penganan. Cukup menggoda memang, tapi aku lebih fokus untuk menjawab berbagai pertanyaan Omonim. Diawali dengan perkenalan yang cukup memakan waktu, lalu mereka terus memuji penampilanku dalam drama ‘Love Letter’ remake yang sedang tayang di salah satu televisi swasta, juga tentang apa aku mengenal aktor ini dan itu. Huufft... paling tidak semuanya tersenyum saat melihatku. Tadinya aku khawatir dengan topik apa yang mungkin akan mereka bicarakan. Tapi sikap mereka membuatku merasa nyaman dan aman. ‘Syukurlah’ ucapku dalam hati. Sampai akhirnya mereka menawariku penganan di atas meja. Sepenuhnya menghentikan pertanyaan.
Aku sedang menikmati penganan sambil melihat-lihat keramaian taman itu, saat sebuah pertanyaan kembali ditujukan padaku.
“Bagaimana kau bertemu Jongwoonie?” Tanya wanita yang tadi mengenalkan diri sebagai Noona Leeteuk Oppa.
“Aku bertemu dengannya di variety show beberapa bulan lalu, Unnie.”
Variety show? Kalau begitu kau pasti sempat melihat tingkah anehnya?”
N-Ne?”
“Maksudku, Jongwoon kan suka bertingkah di luar prediksi saat di depan kamera. Bagaimana bisa kau suka padanya?”
Aigo~ lihat-lihat siapa yang bicara sekarang...” Komentar wanita satunya lagi, Noona dari Kyuhyun Oppa.
“Yak! Unnie, bagaimana bisa kau menjelek-jelakkan Jongwoonie~. ” Protes wanita di sebelah kiri Noona Leeteuk Oppa.
“Hahah... Shinhye, asal tahu saja ya. Noona yang satu ini sudah terjerat pesona si Yesung itu. Follower setianya...,” katanya sambil memegang bahu wanita yang duduk di sebelah kirinya itu.
“Akh, Unnie. Kau bicara apa sih?!! Shinhye-ssi, jangan pedulikan In Young Unnie.
“Hihihi... tenang saja, Shinhye-ssi. Sora hanya menganggap Jongwoonie sebagai saudaranya sekarang. Kami semua begitu.” Terang Cho Ahra.
“Hey, kalian berdua. Biarkan dia menjawab pertanyaanku dulu! Jadi, apa yang kau sukai darinya?”
“Oppa... dia sangat manis,” ucapku spontan.
“Ooo....”
Seakan baru tersadar dengan apa yang ku katakan, mereka malah bereaksi seperti,
Kakak Eunhyuk Oppa : “Hmn???”
Kakak Leeteuk Oppa: “MWO?!! MANIS?!!!!!!”
Kakak Kyuhyun Oppa: “Hwahahah... kau terdengar sedang memuji puppy.”
Author’s POV
“Maksudku, Oppa selalu bersikap, tersenyum, dan juga mengucapkan hal-hal manis padaku. Itu membuatku sangat nyaman.”
“Waah!! Benarkah? Setahuku, Jongwooniega bukan tipe seperti itu. Ahra apa kau ingat Yeowon?”
“Aku ingat, Unnie. Wanita yang kau kenalkan pada Jongwoon 3 tahun lalukan? Wae?”
“Hal pertama yang dikatakannya setelah berkenalan dengan Jongwoon, ‘Unnie, apa kau yakin dia masih suka wanita??’. Dan itu karena Jongwoon memperlakukannya biasa saja sampai akhir pertemuan.”
“Mungkin Jongwoonie memang tidak tertarik dengannya.” Sambut Sora dengan nada datar.
“Mungkin. Tapi aku pastikan kebanyakan pria pasti memperlakukannya ‘sedikit’ lebih baik. 
K
au harus tahu kalau Yeowon itu calon dokter yang benar-benar cantik, elegan, sopan, baik, dan terlihat jelas menyukai Jongwoon. Karena itu dia sangat menantikan pertemuan yang ku atur untuk mereka saat itu.“
Geurae…” Ucap Shinhye pelan.
“Setahuku, mereka teman baik sekarang.” Komentar Ahra.
“Ya, walau sempat berpikir seperti itusekarang Yeowon malah jadi pendengar setia Jongwoon dan mereka berteman baik.” Jelas In Young.
Ketiga wanita itu masih terus mengawasi ekspresi dari satu wanita lainnya. Emosi yang berusaha ditutupinya sejak awal perbincangan mereka, kini mulai muncul di wajah cantiknya. Tak pelak membawa senyuman puas dari tiga wanita yang yang lebih tua darinya itu.
“Hey... hey, kenapa jadi melamun! Jangan bilang kau cemburu?” Tanya Sora melambaikan tangannya di depan Shinhye.
A-Ani!! Aku hanya belum pernah dengar tentang iniUnnie.” Jawab Shinhye yang disambut dengan tawa mereka bertiga. Kenapa aku bisa tergagap menjawab pertanyaan semacam ini. Aiish!!’ inner Shinhye.
“Tentu saja. Jongwoon bahkan tidak pernah sadar bahwa tujuan kami waktu itu untuk menjodohkan mereka. Jjinja!! How frustrating that guy is!!” Komentar In Young akhirnya.
“Shinhye-ssi, apa kau tahu Jongwoon punya kura-kura sebagai peliharaan?” Tanya In Young , lagi lagi dengan seringai licik (kekeke...).
Ne.” Jawab Shinhye.
“Dan dia juga suka dance gila-gilaan di depan kamera...” Lanjutnya.
“Dengar, dengar~ siapa yang bicara lagi...” komentar Ahra, menampilkan smirk yang senada dengan sang namdongsaeng.
“Yak! Jangan memotong ucapanku Ahra.” Bentak yang tertua.
“Dia suka memegang philtrum.” Lanjutnya.
Ne, aku tahu semua itu.” Jawabku lagi.
“Dan kau masih menyukainya?”
Nan arayo, Unnie. Keundae, apa itu bisa jadi alasan untuk tidak menyukai seseorang, Unnie?” Tanya Shinhye balik.
Mereka sempat membolakan mata sesaat setelah mendengar jawaban dalam pertanyaan Shinhye, yang segera digantikan dengan senyuman serta anggukan mengerti. Sudah puas ya introgasinya pada calon adik menantu?
***
 “Kalian bertiga!! Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Noneun.”
“Naneun?? Wae?”
“Ani. Aku hanya bertanya, bagaimana Shinhye bisa memilih cowok dork sepertimu,”
“Tsk... jadi jawaban apa yang kau dapatkan, Noona?”
“Katanya-“
Yesung tidak pernah mendengar kelanjutan jawaban Noona dari Leeteuk karena perhatian mereka teralihkan suara bising mic. Pelakunya adalah KangIn yang sedang berdiri tepat di atas panggung kecil berwarna lavender dengan bunga berbagai warna menghiasi sudutnya di depan jajaran meja-meja jamuan.
Jja!! Kita mulai gamesnya. Hari ini, tanpa diduga-duga, kita kedatangan tamu spesial. Shinhye-ssi, silahkan kemari!”
Ige mwoya?” Tanya Yesung ke arah teman-teman segrupnya yang kini asyik tertawa. Terhibur tampaknya dengan ekspresi partner kerja mereka yang satu ini, sedangkan Shinhye memperlihatkan  wajah tidak-tahu-menahunya. Benar-benar clueless dengan situasi yang diciptakan teman-teman ‘kekasihnya’ itu.
“Jongwoonie~ kau juga, cepat kemari!” Panggil KangIn lagi.
Tahu mereka tidak bisa menghindar dari situasi itu, keduanya pun maju ke tempat KangIn.
“Naah... karena ini tidak dijadwalkan sebelumnya, aku ingin voting antar tamu hari ini. Kira-kira games apa yang cocok untuk pasangan ini?”
“Peppero!!!”
“Peppero!!!
“MWO????!!!!!!!!!!!!” Teriak sepasang kekasih itu. Yang malah disambut dengan teriakan bernada sama namun kali ini lebih nyaring. Haha....
Kalian semua, berniat mengerjai kami, hmm?’bisik Yesung di telinga KangIn.
Baru sadar, hmm?” Jawab KangIn tanpa dosa.
Saat kedua pria itu masih saling berbisik sengit (?), Shinhye yang seakan terlupakan malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Bukannya dia tidak mendengar sorakan menyemangati dari semua orang di depannya, tapi justru karena suara teriakan itulah dia jadi tenggelam dalam pikirannya.
Hey! Apa kau perlu bertanya apa yang jadi pikirannya sekarang???
Jika iya, akan ku beri ilustrasi.
Dia, Shinhye, baru berkenalan dengan sang ‘kekasih’ kurang dari 4 bulan yang lalu.
Mereka jarang bertemu, atau pun berkomunikasi langsung.
Lingkup pembicaraan mereka hanya tentang jadwal dan terkadang kesukaan mereka masing-masing.
Dia, Shinhye bahkan bisa menghitung jumlah pertemuan mereka,
Dan Shinhye cukup yakin –sama seperti dirinya –Jongwoon juga tidak bisa mengingat apa mereka pernah bicara dengan santai dan melupakan status ‘hubungan’ mereka yang sebenarnya.
Aah... dan sekarang, apa?? Peppero?
Bahkan sepasang kekasih yang sudah resmi menikahpun akan berpikir berkali-kali dulu untuk melakukan permainan itu di depan banyak orang seperti ini.
Shinhye-a,,,’ bisikan yang sangat pelan itu membuyarkan lamunan Shinhye seketika.
Jongwoon yang sudah mendapatkan perhatian Shinhye, lalu memberitahukan maksudnya.
Noneun, nan midwoyeo?’ Tanyanya, masih dengan bisikan yang sangat halus dengan tetap memandang ke arah ‘penonton’.
Shinhye menautkan alisnya, kebingungan, melihat tepat ke Jongwoon. Jongwoon balik menatap Shinhye, seakan memberitahu kalau dia masih menanyakan hal yang sama.  Shinhye lalu mengangguk pelan mengiyakan.
Setelah mendapat anggukan itu, Jongwoon lalu mengacungkan tangannya ke atas sambil berteriak lantang.
“Arasso, arasso!! Kami akan melakukannya. Kangin, serahkan padaku.”
Kangin segera meletakkan sepiring kentang yang diiris tipis dan cukup panjang itu ke tangan Jongwoon. Tidak lupa ia tersenyum jahil ala iblis (?)nya... . yang diabaikan Jongwoon sebisa mungkin.
“Kami mau, tapi hanya sekali ini saja, sebagai pembuka games.” Ucap Jongwoon sambil menatap ke arah semua orang dengan tatapan ‘tidak menerima penolakan’.
Jongwoon melirik Shinhye sebentar, Shinhye yang mengerti pun lalu memposisikan dirinya di depan Jongwoon. Jongwoon menatap mantap Shinhye, meyakinkannya. Jongwoon lalu menggigit kentang itu dari satu sisi, diikuti Shinhye dari sisi berlawanan. Semakin lama, jarak antara keduanya semakin menipis. Seiring dengan memendeknya irisan kentang di antara mereka, bisa dirasakan keheningan di sekitar mereka. Sekarang para ‘penonton’ tidak lagi berteriak riuh, tapi menatap penasaran setiap detik yang terlewati.
Saat irisan kentang itu sudah kurang dari –entah berapa cm– dia langsung memiringkan kepalanya sedikit lalu menatap Shinhye dalam. Kaget dengan pergerakan tiba-tiba itu, Shinhye memilih menutup matanya rapat-rapat. ‘Ini bukan pertama kalinya. Jarak sedekat ini dengan seorang namja. Tapi kenapa, kenapa jantungku malah berdetak kencang seperti ini?’ ucapnya dalam hati.
Monolog dalam hati Shinhye itu tidak berlangsung lama. Karena sebuah suara gemeretak gigi. Dia membuka matanya perlahan seiring dengan kembalinya suara riuh rendah orang-orang di sekitarnya. Saat dia membuka matanya, yang pertama dilihatnya adalah sebuah senyuman. Salah satu senyuman yang paling disukainya.
***
“Waah!!! Jongwoon daebakiya~ Kau benar-benar melakukannya.” Ucap Leeteuk tersenyum l.e.b.a.r
Gentleman sejati, heum? Aku bangga padamu, Hyung.” Ucap Kibum menepuk bahu Jongwoon.
“Aiish! Kau bahkan tidak mau memberi tontonan gratis adegan romantis di depan kami. Sangat pelit, Jongwoonah~”
“Benar kata KangIn. Padahal kami sudah dengan baik hati menyediakan ‘wadah’ untukmu dan Shinhye.”
“Chul Hyung, setelah mengerjaiku dan Shinhye seperti ini, kalian masih berani meminta lebih??!” Jawab Jongwoon memicingkan pandangannya pada ketiga member tertua di sana.
“Yak! Aku tidak ikut merencanakannya. Itu mereka bertiga. Aku hanya ikut tertawa dari sini....” Bela Hankyung.
De, de,,, . kami seharusnya tahu kalau takkan semudah itu membuatmu mengikuti setiap scene dalam skenario kami. Ck... seharusnya aku menyediakan plan B!!!” Ucap Heechul seakan dia sedang benar-benar kecewa. Kenyataannya, dia mengucapkannya dengan senyuman khas yang hanya dimiliki member AB Super Junior.
Ttangyeon hatjji.” Tanggap ke-10 namja lainnya.
Sedang Jongwoon, dia hanya menatap malas teman-temannya yang sedang kambuh sifat jahilnya. Ngomong-ngomong dengan sifat jahil,,,
“Kyuhyun, Zhoumi, dan Henry kemana? Aku tidak melihatnya sejak pesta dimulai.” Tanya Jongwoon yang segera menyadari gap tanpa ketiga member lainnya.
“Mereka punya jadwal rekaman. Kurasa sebentar lagi mereka akan di sini.” Jawab Siwon segera sambil melihat jam tangan hitam kesayangannya.
Keunde Hyung, lihatlah kekasihmu.” Ucap Eunhyuk tiba-tiba.
“Heum?” tanggap Jongwoon santai, lalu melihat ke arah ‘kekasih’ cantiknya itu.
“Shinhye-a~ Mianhanda. Mereka memang suka bercanda, tapi niat mereka tidak sepenuhnya jahat. Walau itu sedikit... Kau tahu kali ini juga –“ belum selesai Jongwoon menjelaskan, si lawan bicara sudah balik menatapnya.
Ania, Oppa. Naneun gwenchanayo.” Ucap Shinhye tenang. Melihat senyuman tulus Shinhye, Jongwoon menghembuskan napas lega. Lama mereka mengobrol tentang berbagai hal sembari duduk mengitari salah satu meja di sana. Mulai dari berbagai makanan penganan hasil ketekunan Ryeowook mengumpulkan resep sepanjang sore sehari sebelumnya, dekorasi karya Kibum dan Siwon plus Donghae, sampai kejadian-kejadian lucu yang terjadi selama belasan tahun pertemanan mereka. Mereka juga banyak bertanya pada Shinhye, tentang hal-hal yang mirip dengan ditanyakan para ibu sebelumnya. Like son, like mother (?) ^_^
***
“Jongwoon hyung, Shinhye-ssi, kami sudah menyiapkan tempat spesial untuk kalian hari ini.” Kata Eunhyuk usai tawa mereka tentang pertengkaran antara member saat inkigyo promosi Mr. Simple dulu.
“Tempat spesial?” Tanya Shinhye.
“Yupz... . Anggap saja hadiah untuk kalian dari 14 pangeran tampan.” Ucap Shindong.
“Ckckck... walaupun ironis bahwa itu diucapkan olehnya, tapi yang dikatakan Shindong hyung benar. Ini hadiah final kami untuk kalian hari ini.” Lanjut Eunhyuk yang langsung mendapat laser eyes dari Shindong.
“Hadiah?” Tanya Jongwoon, curiga.
“Ya. Ikut aku saja, Hyung.” Ajak Donghae sambil berjalan menuju sisi lain rumah milik keluarga Cho itu. Lebih tepatnya taman belakang, tempat keriuhan pesta tidak lagi terdengar.
“Tadaaa!!!” Ucap Donghae semangat sambil mengarahkan tangannya ke sebuah ayunan berwarna putih di depan mereka. Sedang dua orang yang mengikuti di belakangnya hanya menatap bingung aksi si fishy.
“Hey! Apa kalian tidak merasa ini romantis?”
“Romantis?” Jongwoon bertanya dengan wajah sakartis, dan Donghae masih bisa bersikap biasa. Tapi saat hal yang sama disuarakan oleh wanita cantik di depannya, dia hanya bisa memasang wajah cengo. ‘Pasangan ini... ‘ rutuknya dalam hati.
“Waaah.... tidak ku sangka ada orang yang kadar romantismenya setara dengan Yesung Hyung. Kalian memang pasangan serasi.” Simpulnya penuh kekaguman.
Jja!! Duduklah di sini. Nikmati sajiannya di meja itu sambil bicara berdua di ayunan ini. Kalian masih punya waktu-“ jeda, Donghae melihat jam tangan mahal di pergelangan tangannya. “45 menit. Na kanda, Hyung!”
Jongwoon masih menatap kepergian Donghae, saat Donghae berbalik dan berteriak,
“Hyung!!! Jangan sia-siakan usahaku membujuk Kyu agar mau meminjamkan tamannya untuk event ini. Nikmati waktu kalian.”
Setelah kepergian Donghae, sepasang ‘kekasih’ itu hanya memfokuskan pandangannya pada sepatu yang mereka kenakan. Sampai akhirnya Jongwoon berinisiatif,
“Mian.”
“Wae?”
“Hari ini aku membuatmu merasa tidak nyaman.”
“Hmm....”
“Hmm?”
“Jangan dipikirkan, Oppa! Aku menikmati pestanya dan juga merasakan kedekatan kalian. Mereka juga menyambutku hangat seperti teman lama yang baru bertemu. Seandainya bisa terus begini, olmana haengbokkhae!”
“Tentu saja bisa.”
“Bahkan saat kontrak kita berakhir?”
Ne, bahkan saat kontrak kita berakhir. Kau bisa berkunjung sebagai teman kan?
“Benarkah?! Senang mendengarnya.
“Shinhye,”
“De?”
“Gomawo.”
“Gomawo? Untuk apa, Oppa?”
“Karena sudah mau kemari dan berkenalan dengan keluarga besar kami.”
“Aku yang seharusnya yang berterima kasih. Bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini, gomaptta, Jongwoon Oppa.”
Kesunyian melengkapi kebersamaan mereka, lagi. Keduanya baru menyadari pemandangan di sekitar mereka. Jongwoon harus mengakui  keluarga salah satu dongsaengnya itu memang patut diacungi jempol. Tata letak tanaman begitu rapidan rumputnya terlihat jelas dirawat dengan baik sebagaimana di halaman depan. Sedangkan Shinhye, tidak jauh berbeda memang, juga mendapati pemandangan di sekitarnya cukup memukau. Sesaat Shinhye sempat menanyakan pada dirinya tentang pernyataan Donghae terhadap ‘kadar romantisme’nya. Tapi diabaikannya dan terus menyibukkan diri dengan melihat-lihat sekitar.
“Shinhye, aku-“ ucapan Jongwoon terputus saat ia merasakan sesuatu menyandar di pundaknya. Ya, Shinhye tertidur.
“Apa kau begitu lelah? Maaf karena memintamu kemari saat kau begitu sibuk. Terima kasih karena kau tetap datang dan menjadi tamu spesial kami hari ini.” Ucap Jongwoon dengan suara sehalus mungkin. Dia tentu tidak ingin membangunkkan sang ‘kekasih’ yang tertidur di pundaknya. Merasa posisi Shinhye tidak nyaman, dia pun menyandarkan diri ke sandaran ayunan sambil menjaga Shinhye agar tidak terbangun. Usahanya berhasil, Shinhye terlihat menyamankan posisinya dengan masih bersandar pada namja di sebelahnya.
CEKLEK!!!
CEKLEK!!!
CEKLEK!!!

Tanpa mereka sadari, beberapa kamera telah menangkap momen langka itu.
Tapi tunggu dulu, apa kau pikir mereka paparazzi?
Atau wartawan infotainment yang menyusup ke kediaman Cho??
(apa bedanya coba, Author-nim????)

Sayang dugaan kalian salah, sebenarnya itu adalah perbuatan dari ‘sekelompok’ namja dan tiga orang wanita. Yang kalian pasti bisa menebak siapa mereka sebenarnya.
Tidak mau meyia-nyiakan hasil jepretan awam mereka, segera masing-masing menekan tombol share lalu mengetik beberapa kata. Kurang dari satu menit, foto-foto itu sudah terpampang dengan indahnya di timeline SNS masing-masing.
Huufft!!! Bukankah mereka ‘anggota keluarga’ yang begitu kejam?
Mereka sekarang menjual sepasang kekasih untuk mendapatkan berbagai tanggapan dari followers mereka. Dan mereka SEPENUHNYA berhasil.
Ckckckck.... sekarang ayo kita lihat sejenak apa tanggapan followers mereka.
‘Yesung Oppa with Shinhye Unnie~ wanjeon Kyoepta!!”
“Angel leans on Cloud’s arm!!!”
“Shinhye Noona tetap cantik saat tidur!”
“Lucky Yesung!”
 “Suju Oppa sangat kompak hari ini”
“Ini terlihat seperti foto prewedding… kekeke”
“Oppa… haengbokkhaessoyo? T_T”
“Shinhye Unnie… you two looks gorgeous!!”
“Pasangan idola tahun ini. Wanjeon daebakiya!”
“Waaah! The envy me. Shinhye Unnie, boleh ku pinjam sandaranmu?”
“Maldo andwe~~ uri Oppa! T_T 
“Oppa,,, Unnie... aku mendukung kalian :’)”
“Beautiful afternoon for you two! :D”
Oke, oke. Ayo kita kembali ke sepasang kekasih yang aku yakin fotonya akan terpampang dengan indahnya di media cetak besok pagi ataupun media elektronik dalam waktu kurang dari sejam lagi.
“Mmm....”
“Sudah bangun?”
“Aah,,, ak-aku tertidur?” Tanya Shinhye dengan suara rendah. Yang mendapatkan senyuman sebagai jawabannya
“ Mian, Oppa!” ucapnya, dia sangat malu dan gugup di saat bersamaan.
“Rileks, Hye-a... .” mendengar itu dari Jongwoon, Shinhye pun segera mengubah posisi duduknya seperti semula. 5 menit berlalu dalam diam.
“Bisa kita kembali ke pesta sekarang?”
“Tapi, wajahku...”
“Gwenchanayo. Wajahmu masih terlihat cantik walau baru saja bangun. Kaja!”
***
Saat mereka kembali. Pesta sudah tak begitu ramai. Paling tidak, itu menurut Jongwoon.
“Jongwoon, kemari sebentar!”
“Ne, Omonim.”
“Aigo~ beruntung sekali ibumu mendapat calon menantu seperti Shinhye.”
Sekali lagi menatap sayang Jongwoon lalu tersenyum dan menarik Shinhye ke sisinya.
“Kemana ya Kyuhyun? Anak itu seharusnya belajar darimu.” Kata Ayah Kyuhyun yang juga berada di antara mereka.
“Benar, Yeobo. Dia bahkan tidak pernah sekalipun membawa gadis untuk diperkenalkan padaku sejak bergabung dengan Super Junior.” Kata sang istri.
Baru saja kalimat itu terlontar dari Ibu Kyuhyun, sebuah suara yang tidak familiar –bagi Shinhye –ikut ambil bagian dalam perbincangan mereka.
“Omma, aku mana bisa melakukannya. Aku sangat sibuk dan hampir tidak punya waktu senggang. Berbeda dengan hyung!!” Ucapnya dengan nada mengejek yang kentara.
PLETAK!!!
Jitakan ‘pelan’ di kepalanya membuat si namja pendatang baru meringis kesakitan.
“Yak, Hyungie!! Kenapa memukulku?”
“Hahaha... kau pantas mendapatkannya, Kyu.” Malah tawa sang ayah yang menyambutnya.
“Kau harus lebih sopan kalau bicara, Kyu. Jongwoon itu hyungmu.” Saran ibunya, geleng-geleng kepala.
“Ck... anak kalian itu aku. Kenapa malah membela Yesung hyung... .” rungut Kyuhyun, kesal.
“Hahahah.... Kyu, kau lucu sekali. Apa kau anak TK yang sedang merengek minta permen??!” Sambut Jongwoon akhirnya.
See? See? Dia bahkan tertawa senang saat melihatku kesakitan dan dapat marah.... . Omma,Appa, bagaimana bisa kalian membiarkan anak laki-laki satu-satunya diperlakukan seperti ini?!!”
“Ck... Kyu, kau berlebihan sekali. Kekanakan.” Kata Kibum yang terlihat terhibur dengan ekspresi lucu dari chingu dengan pautan umur enam bulan darinya itu.
“Yak! Kibummie, kau bahkan ikut front mereka?!! Maldo andwe... .”
“Benar, Bummie~. Childish Kyu wasso... Lagipula apa yang dikatakan abonim dan Omonim ada benarnya, kami juga tidak pernah melihatmu berkencan dengan serius,” jawab Siwon yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
(#SparKyu harap tenang. Ini cuma skenario author ;))
“Buat apa punya kekasih? Aku sedang merintis karir MC plus ingin menyusul Yesung hyung dengan album solo keduaku. Lagipula, aku sudah punya ELF yang selalu membuatku merasa diperhatikan, dijaga, dan dicintai seperti seorang kekasih!” Terang Kyuhyun bangga. (Betul, betul, betul... hahaha)
“Kau tahu, fans mungkin mengagumimu sekarang bahkan menyayangi dan mencintaimu, tapi mereka pasti akan menikah juga. Apa kau mau sendirian selamanya??!” Tantang sang ibu. (diambil dari salah satu line “He is Beautiful”)
“Ani. Kalau ELF menikah, akan ada ELF baru yang datang untuk kami. Their Heroes!!” Jawab Kyuhyun penuh semangat.
“Sudahlah, Omonim. Kyu tidak akan mendengarkan saran kita, dia terlalu kekanakan untuk mengerti.” Kata Siwon dengan nada mengejek. Dia tahu jika topik ini tidak diputuskan sekarang, sang dongsaeng akan memulai akting kekanakan berkepanjangannya. Mereka takkan menang berargumen dengan maknae yang satu ini jika itu terjadi.
Geurae, Omma. Kyuhyun, kalau ELF mendengarmu mengatakannya akan lebih baik. Begitu over manis di belakang ELF, tapi evilnya di depan mereka, minta ampun. Ckckck.....” sambung Kibum.

Demo sono kimichi wa
(But this feeling)
Kimi o kurushime te shimatteta
(Was making you suffer)
Ne boku no seida yo kimi ga kiete ku
(Yes, It was my fault you disappeared)
Namida afurete tomaranai
(My tears overflow and don’t stop)
Nidoto aena-

Ne, yeoboseyo~ . O, Oppa. De, sebentar lagi aku ke sana. De.” Itulah pembicaraan singkat Shinhye via smarthphonenya yang sempat berdering tadi.
Mianhae, aku harus pergi sekarangMinwoo Oppa menyuruhku ke lokasi syuting sekarang.”
“Oh... begitu. Biar ku antar.”
“Tidak, aku kan bawa mobil sendiri. Gomawo, Oppa.”
“Tapi ku lihat kau sedang cukup lelah, sampai tertidur tadi. Jadi aku ak–“
“Ini masih jam 1 siang, Oppa. Aku bisa bertahan lebih lama seperti biasanya, dan lagi lokasi syutingnya tidak lebih dari 15 menit dengan mobil. So, it’s ok, Oppa”
“Apa yang bisa kulakukan saat kau menolak matian-matian seperti ini. Baiklah, berhati-hatilah.” Ucap Jongwoon pasrah. ‘Kekasih’nya ini memang seorang solois bahkan sebelum debut Super Junior, terang saja lebih mandiri dari yang bisa diharapkannya.
Begitulah Shinhye meninggalkan rumah Kyuhyun dengan sebelumnya berpamitan dengan tamu party itu.
Sesaat setelah Jongwoon kembali dari mengantar Shinhye keluar, Kyuhyun lalu menariknya mendekat.
“Hyungie~” Ucapnya lirih.
Wae?” jawab Jongwoon dalam tanya.
“Aku rasa, aku memang butuh seorang kekasih...” Ucap Kyuhyun dengan wajah stoicnya.
Jongwoon tidak bisa menyembunyikan senyumnya, lalu dengan sayang mengusap rambut dongsaengnya itu. Dongsaeng kesayangannya mungkin masih kekanakan, hajiman bukannya tidak tertarik dengan hal semacam itu. Hanya saja dia belum menemukan seseorang yang tepat. Itu saja. Sama halnya dengan Jongwoon, sekarang.
***

Author's Note:
I am so sorry for the late update and broken promises...
I lost my will to write lately...
Shinhye becomes sexier day after day,,,
I was like "I like her to be Yesung's partner because she is like his ideal type!! innocent look, but most important is a girl who will be liked wherever she goes. A wanted daughter-in-law for most of boyfriends' mother, isn't she?"
I am disappointed a little bit, but it is ok now.
Once again, I am sorry.
Happy reading, Chingu~~~ ^_^

No comments:

Post a Comment