Author : Clouds6009
Main
Cast : Yesung a.k.a Kim Jong Woon, Park Shin Hye, Cho Kyuhyun
Other Cast :
Super Junior Member
Pairing :
Yesung/ShinHye
Genre
: Romance, Friendship, Family
Language :
Indonesian
Rate
: T
Disclaimer :
Casts are idols that I like. They belong to God, their family, and company. I
just use their names and characters here. The story is mine.
Author Note : I
write this story because I like the main casts personally, but I have another
reason. I rarely find a fanfic that Yesung acts as a REAL man. I often find him
acts as boy lover, and he is the woman-alike character (Uke). This is driving
me crazy. I hope, my
amateur writing is not too bad. Happy reading!!
Chapter 5th
“Ini benar alamatnya.” Ucapnya pelan setelah mencocokkan alamat dalam pesan
teks dan papan nama yang terpampang di gerbang sebuah rumah, tepat di depan ia
memarkir mobilnya. Dia lalu memencet bel di pintu depan, tidak lama pintu besi
itu terbuka dengan suara ‘Kreeet!!!’.
“Anyeong Haseyo!” ucapnya
dengan sedikit membungkuk sesaat setelah melihat wanita paruh baya
yang nampak cantik dengan dress hijau dari balik pintu.
“Oh... anyeong haseyo! Ayo
masuk.” Sambut nyonya itu.
Sepanjang jalan dia terus terkagum dengan
halaman depan yang terlihat sangat terawat. Pepohonan yang berjajar rapat-rapat
di pinggir jalan setapak menuju rumah bercat putih memberi kesan asri.
“Jongwoon-a!” Panggil nyonya tadi ke arah
kerumunan orang yang berada di halaman depan rumah.
Yesung’s POV
“De, Omoni,” aku menoleh ke arah sumber
suara, ibu Kyuhyun yang sedang berdiri di samping... Shinhye.
“Shinhye, kau sudah datang.” Sapaku sambil
diam-diam memperhatikan penampilan Shinhye.
Hey! Jangan salahkan kalau aku melakukannya.
Dia memakai dress selutut berwarna baby blue dipadukan cardigan seputih
gading. Untuk sesaat aku terpesona dibuatnya. Dia sangat manis dalam busananya
yang santai itu. Ditambah dengan high heels yang senada dengan warna cardigannya
menghandirkan keanggunan tersendiri. Yah... bayangkan saja Shinhye yang selalu
tampil cantik, hanya saja kali ini dengan senyuman kikuk yang malah menambah
tingkat kemanisannya.
“Ne, Oppa. Aku baru saja tiba. Gamsahamnida sudah
menemaniku, Omonim.” Ucapnya sambil tersenyum tipis ke arah Ibu
Kyu.
“Jangan sungkan! Karena Woonie sudah di sini,
bibi tinggal dulu ya! Nikmati pestanya~”
“De, Omonim. Gomawo sudah
mengantar Shinhye.” Jawabku.
Ibu Kyu menepuk singkat pundakku lalu pergi
ke arah para ibu.
“Apa kau kesulitan mencari alamatnya?”
“Ani, Oppa. Sebenarnya, aku hanya
butuh 20 menit untuk kemari. Hanya saja, Minwoo
Oppa memberitahuku kalau salah satu jadwal pemotretannya dimajukan jadi pagi
ini, jadi aku terlambat. Mian!”
“Hmm... lain kali beritahu aku. Aku sedikit
khawatir kalau-kalau kau kesulitan tadi.”
“Baiklah. Eemm, Oppa?”
“Hmn?”
“Apa benar hanya kerabat kalian saja yang
datang?” Tanyanya sambil terus melihat sekeliling kami.
“Ne, ini kerabat kami dan beberapa
teman dekat. Wae?”
“Geunyang…. ini sedikit
berbeda dari dugaanku.” Jawabnya sambil tersenyum. Mendengar nada bicaranya,
akhirnya aku mengerti apa maksudnya.
“Maksudmu ini sangat ramai?” Tanyaku lagi,
yang hanya ditanggapinya dengan anggukan segan yang amat singkat. “Hahah...
memangnya apa yang kau harapkan dari ‘kerabat dan teman dekat’ 15 orang??! Jja,
aku perkenalkan dengan para Ibu Super Junior.”
Aku berjalan mendekati para Ibu di dekat meja
penganan sebelah kiri taman. Shinhye mengikuti langkahku rapat-rapat. ‘Ada
apa dengannya hari ini? Tidak biasanya dia begitu nervous...‘ Pikirku.
Para ibu itu sedang asyik berbincang sambil
tertawa-tawa. Saat kami mendekat, salah seorang dari mereka menyadarinya dan
langsung menyambut.
“O... Jongwoon-a~” Sapa Omma si Anchovy.
“Omonim, perkenalkan.” Ucapku sambil
menarik pelan pergelangan tangan Shinhye agar dia mendekat.
“Anyeong haseyo, Omonim.
Park Shinhye imnida!” salamnya sambil menunduk memberi hormat.
“Anyeong! Aku Ibunya KangIn. Jadi, ini
kekasihmu, Jongwoon-a?”
Aku melirik Shinhye sebentar. “Ne, Omonim.”
Jawabku singkat.
“Aah... nomu yeppo! Aku Ibunya
Kibum. Mannaso banggaptta, Shinhye!” sambung Ibu lainnya.
“Gamsahamnida, Omonim.”
“Dan sopan juga kelihatannya. Aku ommanya
Zhoumi.” Ucap Ibu Zhoumi sumringah.
“Ini bibi yang mengantarmu tadi, Mrs. Cho,
ommanya Kyuhyun.”
“Anyeong Haseyo, Omonim!”
“Jongwoon sangat beruntung. Keucchi,
Jongwoon Omma?”
“De. Uri-adeul sangat beruntung
mendapatkan Shinhye.” Ucap Omma sambil tetap memegang tangan Shinhye. Omma
benar-benar bahagia, jelas terlihat di senyumannya.
“Jongwoon Hyung!” terdegar teriakan Jongjin
dari arah belakang.
“Leeteuk hyung mencarimu.” Lanjutnya, saat
sudah berada tepat di belakangku.
“Teuk hyung... dimana?” Tanyaku berbalik
pada Jongjin.
“Itu... di dekat gerbang menuju taman
belakang. Katanya dia perlu bicara denganmu, Hyung.” Kata namdongsaengku
satu-satunya itu.
“Gomawo JongJin-a. Kebetulan aku
ingin mereka bertemu Shinhye,” baru saja aku ingin menarik Shinhye agar
mengikutiku (lagi), sebuah suara lalu menghentikan niatku.
“Biarkan Shinhye bersama kami dulu,
Jongwoon-a. Omma ingin ngobrol dengannya sedikit lebih lama.” Kata omma. ‘Hmmp...
tertarik dengan objek baru ya??’ batinku sambil melirik Shinhye. Ku
lihat dia sedikit terkejut karena tatapanku, atau mungkin permintaan Omma yang
disusul anggukan setuju nyonya-nyonya di depan kami. Melihat ini, aku tahu, dia
khawatir. Tingkat kegugupannya bertambah, aku bisa melihatnya.
“Tapi Omma-“ belum sempat memberi alasan,
lalu suara lain kembali menyanggahku.
“Ne, Jongwoonie. Omma juga ingin
bercerita dengannya dulu.” Kali ini giliran Omma Hyukjae. Yang segera diamini
oleh nyonya lainnya, lagi.
Aku menatap Shinhye sejenak. “Shinhye-ya,
otthae?” bisikku sepelan mungkin.
“Eer... tidak apa, Oppa. Aku di sini saja dulu
dengan Omonim.” Jawabnya sopan setelah melirik singkat ke arah
nyonya-nyonya di depan kami.
“Kau yakin tidak apa ku tinggal
sendiri?” tanyaku memastikan dan dijawabnya dengan anggukan yang dibarengi senyuman
khasnya. “Baiklah. Omma, aku ke sana dulu. Tolong temani Shinhye sebentar.”
“Siap, Jongwoonie.” Jawab para ibu, semangat.
Akupun berjalan menuju tempat Leeteuk Hyung
bersama member yang lain. Belum jauh, aku lalu berbalik melihat kembali ke arah
Shinhye dan omoni. Kulihat mereka mengambil meja kosong di sudut taman. Meja yang
cukup besar untuk para nyonya plus seorang nona. Belum berapa lama,
ku lihat 3 orang wanita mendekati meja itu juga. Noona dari Leeteuk Hyung,
Kyuhyun, dan Hyukjae. ‘Hah... kuharap semuanya akan baik-baik saja saat aku
kembali.’ Batinku, sebelum akhirnya panggilan nyaring dari Donghae berhasil
membuatku berlari pelan ke arahnya.
Shinhye’s POV
Belum lama kami duduk, meja di depanku sudah dipenuhi beragam penganan. Cukup
menggoda memang, tapi aku lebih fokus untuk menjawab berbagai pertanyaan Omonim.
Diawali dengan perkenalan yang cukup memakan waktu, lalu mereka terus memuji
penampilanku dalam drama ‘Love Letter’ remake yang sedang tayang di salah satu
televisi swasta, juga tentang apa aku mengenal aktor ini dan itu. Huufft...
paling tidak semuanya tersenyum saat melihatku. Tadinya aku khawatir dengan
topik apa yang mungkin akan mereka bicarakan. Tapi sikap mereka membuatku
merasa nyaman dan aman. ‘Syukurlah’ ucapku dalam hati. Sampai
akhirnya mereka menawariku penganan di atas meja. Sepenuhnya menghentikan
pertanyaan.
Aku sedang menikmati penganan sambil melihat-lihat
keramaian taman itu, saat sebuah pertanyaan kembali ditujukan padaku.
“Bagaimana kau bertemu Jongwoonie?” Tanya
wanita yang tadi mengenalkan diri sebagai Noona Leeteuk Oppa.
“Aku bertemu dengannya di variety
show beberapa bulan lalu, Unnie.”
“Variety show? Kalau begitu kau pasti
sempat melihat tingkah anehnya?”
“N-Ne?”
“Maksudku, Jongwoon kan suka bertingkah di
luar prediksi saat di depan kamera. Bagaimana bisa kau suka padanya?”
“Aigo~ lihat-lihat siapa
yang bicara sekarang...” Komentar wanita satunya lagi, Noona dari
Kyuhyun Oppa.
“Yak! Unnie, bagaimana bisa kau
menjelek-jelakkan Jongwoonie~. ” Protes wanita di sebelah kiri Noona Leeteuk
Oppa.
“Hahah... Shinhye, asal tahu saja ya. Noona yang
satu ini sudah terjerat pesona si Yesung itu. Follower setianya...,” katanya
sambil memegang bahu wanita yang duduk di sebelah kirinya itu.
“Akh, Unnie. Kau bicara apa
sih?!! Shinhye-ssi, jangan pedulikan In Young Unnie.”
“Hihihi... tenang saja, Shinhye-ssi. Sora hanya
menganggap Jongwoonie sebagai saudaranya sekarang. Kami semua begitu.” Terang
Cho Ahra.
“Hey, kalian berdua. Biarkan dia menjawab
pertanyaanku dulu! Jadi, apa yang kau sukai darinya?”
“Oppa... dia sangat manis,” ucapku spontan.
“Ooo....”
Seakan baru tersadar dengan apa yang ku
katakan, mereka malah bereaksi seperti,
Kakak Eunhyuk Oppa : “Hmn???”
Kakak Leeteuk Oppa: “MWO?!! MANIS?!!!!!!”
Kakak Kyuhyun Oppa: “Hwahahah... kau
terdengar sedang memuji puppy.”
Author’s POV
“Maksudku, Oppa selalu bersikap, tersenyum,
dan juga mengucapkan hal-hal manis padaku. Itu membuatku sangat nyaman.”
“Waah!! Benarkah? Setahuku, Jongwooniega
bukan tipe seperti itu. Ahra apa kau ingat Yeowon?”
“Aku ingat, Unnie. Wanita yang kau kenalkan
pada Jongwoon 3 tahun lalukan? Wae?”
“Hal pertama yang dikatakannya setelah
berkenalan dengan Jongwoon, ‘Unnie, apa kau yakin dia masih suka
wanita??’. Dan itu karena Jongwoon memperlakukannya biasa saja sampai akhir
pertemuan.”
“Mungkin Jongwoonie memang tidak tertarik
dengannya.” Sambut Sora dengan nada datar.
“Mungkin. Tapi aku pastikan kebanyakan pria
pasti memperlakukannya ‘sedikit’ lebih baik.
Kau harus tahu kalau Yeowon itu calon dokter yang benar-benar cantik, elegan, sopan, baik, dan terlihat jelas menyukai Jongwoon. Karena itu dia sangat menantikan pertemuan yang ku atur untuk mereka saat itu.“
Kau harus tahu kalau Yeowon itu calon dokter yang benar-benar cantik, elegan, sopan, baik, dan terlihat jelas menyukai Jongwoon. Karena itu dia sangat menantikan pertemuan yang ku atur untuk mereka saat itu.“
“Geurae…” Ucap Shinhye pelan.
“Setahuku,
mereka teman baik sekarang.” Komentar Ahra.
“Ya, walau
sempat berpikir seperti itu, sekarang Yeowon malah jadi pendengar setia Jongwoon dan mereka berteman baik.” Jelas In Young.
Ketiga wanita
itu masih terus mengawasi ekspresi dari satu wanita lainnya. Emosi yang
berusaha ditutupinya sejak awal perbincangan mereka, kini mulai muncul di wajah
cantiknya. Tak pelak membawa senyuman puas dari tiga wanita yang yang lebih tua
darinya itu.
“Hey... hey, kenapa jadi
melamun! Jangan
bilang kau cemburu?” Tanya Sora melambaikan
tangannya di depan Shinhye.
“A-Ani!! Aku hanya belum pernah dengar
tentang ini, Unnie.” Jawab Shinhye yang disambut dengan tawa mereka bertiga. ‘Kenapa aku
bisa tergagap menjawab pertanyaan semacam ini. Aiish!!’ inner Shinhye.
“Tentu saja. Jongwoon bahkan tidak pernah
sadar bahwa tujuan kami waktu itu untuk menjodohkan mereka. Jjinja!!
How frustrating that guy is!!” Komentar In Young akhirnya.
“Shinhye-ssi, apa kau tahu Jongwoon punya
kura-kura sebagai peliharaan?” Tanya In
Young , lagi lagi dengan
seringai licik (kekeke...).
“Ne.” Jawab Shinhye.
“Dan dia juga suka dance gila-gilaan
di depan kamera...” Lanjutnya.
“Dengar, dengar~ siapa yang bicara lagi...”
komentar Ahra, menampilkan smirk yang senada dengan sang namdongsaeng.
“Yak! Jangan memotong ucapanku Ahra.” Bentak
yang tertua.
“Dia suka memegang philtrum.” Lanjutnya.
“Ne, aku tahu semua itu.” Jawabku
lagi.
“Dan kau masih menyukainya?”
“Nan arayo, Unnie. Keundae, apa
itu bisa jadi alasan untuk tidak menyukai seseorang, Unnie?” Tanya Shinhye balik.
Mereka sempat membolakan mata sesaat setelah
mendengar jawaban dalam pertanyaan Shinhye,
yang segera digantikan
dengan senyuman serta anggukan mengerti. Sudah puas
ya introgasinya pada calon adik menantu?
***
“Kalian bertiga!! Apa yang sedang kalian
bicarakan?”
“Noneun.”
“Naneun?? Wae?”
“Ani. Aku hanya bertanya, bagaimana Shinhye
bisa memilih cowok dork sepertimu,”
“Tsk... jadi jawaban apa yang kau
dapatkan, Noona?”
“Katanya-“
Yesung tidak pernah mendengar kelanjutan
jawaban Noona dari Leeteuk karena perhatian mereka teralihkan suara bising mic.
Pelakunya adalah KangIn yang sedang berdiri tepat di atas panggung kecil
berwarna lavender dengan bunga berbagai warna menghiasi sudutnya di depan
jajaran meja-meja jamuan.
“Jja!! Kita mulai gamesnya. Hari ini,
tanpa diduga-duga, kita kedatangan tamu spesial. Shinhye-ssi, silahkan kemari!”
“Ige mwoya?” Tanya Yesung ke arah
teman-teman segrupnya yang kini asyik tertawa. Terhibur tampaknya dengan
ekspresi partner kerja mereka yang satu ini, sedangkan Shinhye
memperlihatkan wajah tidak-tahu-menahunya. Benar-benar clueless dengan
situasi yang diciptakan teman-teman ‘kekasihnya’ itu.
“Jongwoonie~ kau juga, cepat kemari!” Panggil
KangIn lagi.
Tahu mereka tidak bisa menghindar dari
situasi itu, keduanya pun maju ke tempat KangIn.
“Naah... karena ini tidak dijadwalkan
sebelumnya, aku ingin voting antar tamu hari ini. Kira-kira games apa yang
cocok untuk pasangan ini?”
“Peppero!!!”
“Peppero!!!
“MWO????!!!!!!!!!!!!” Teriak sepasang kekasih
itu. Yang malah disambut dengan teriakan bernada sama namun kali ini lebih
nyaring. Haha....
‘Kalian semua, berniat mengerjai kami,
hmm?’bisik Yesung di telinga KangIn.
‘Baru sadar, hmm?” Jawab KangIn
tanpa dosa.
Saat kedua pria itu masih saling berbisik
sengit (?), Shinhye yang seakan terlupakan malah sibuk dengan pikirannya
sendiri. Bukannya dia tidak mendengar sorakan menyemangati dari semua orang di
depannya, tapi justru karena suara teriakan itulah dia jadi tenggelam dalam
pikirannya.
Hey! Apa kau perlu bertanya apa yang jadi
pikirannya sekarang???
Jika iya, akan ku beri ilustrasi.
Dia, Shinhye, baru berkenalan dengan sang
‘kekasih’ kurang dari 4 bulan yang lalu.
Mereka jarang bertemu, atau pun berkomunikasi
langsung.
Lingkup pembicaraan mereka hanya tentang
jadwal dan terkadang kesukaan mereka masing-masing.
Dia, Shinhye bahkan bisa menghitung jumlah
pertemuan mereka,
Dan Shinhye cukup yakin –sama seperti dirinya –Jongwoon juga tidak bisa mengingat apa mereka
pernah bicara dengan santai dan melupakan status ‘hubungan’ mereka yang
sebenarnya.
Aah... dan sekarang, apa?? Peppero?
Bahkan sepasang kekasih yang sudah resmi
menikahpun akan berpikir berkali-kali dulu untuk melakukan permainan itu di
depan banyak orang seperti ini.
‘Shinhye-a,,,’ bisikan yang sangat
pelan itu membuyarkan lamunan Shinhye seketika.
Jongwoon yang sudah mendapatkan perhatian
Shinhye, lalu memberitahukan maksudnya.
‘Noneun, nan
midwoyeo?’ Tanyanya,
masih dengan bisikan yang sangat halus dengan tetap memandang ke arah
‘penonton’.
Shinhye menautkan alisnya, kebingungan,
melihat tepat ke Jongwoon. Jongwoon balik menatap Shinhye, seakan memberitahu
kalau dia masih menanyakan hal yang sama. Shinhye lalu mengangguk pelan
mengiyakan.
Setelah mendapat anggukan itu, Jongwoon lalu
mengacungkan tangannya ke atas sambil berteriak lantang.
“Arasso, arasso!! Kami akan melakukannya.
Kangin, serahkan padaku.”
Kangin segera meletakkan sepiring kentang
yang diiris tipis dan cukup panjang itu ke tangan Jongwoon. Tidak lupa ia
tersenyum jahil ala iblis (?)nya... . yang diabaikan Jongwoon sebisa mungkin.
“Kami mau, tapi hanya sekali ini saja,
sebagai pembuka games.” Ucap Jongwoon sambil menatap ke arah semua orang dengan
tatapan ‘tidak menerima penolakan’.
Jongwoon melirik Shinhye sebentar, Shinhye
yang mengerti pun lalu memposisikan dirinya di depan Jongwoon. Jongwoon menatap
mantap Shinhye, meyakinkannya. Jongwoon lalu menggigit kentang itu
dari satu sisi, diikuti Shinhye dari sisi berlawanan. Semakin
lama, jarak antara keduanya semakin menipis. Seiring dengan memendeknya irisan
kentang di antara mereka, bisa dirasakan keheningan di sekitar mereka. Sekarang
para ‘penonton’ tidak lagi berteriak riuh, tapi menatap penasaran setiap detik
yang terlewati.
Saat irisan kentang itu sudah kurang
dari –entah berapa cm– dia langsung memiringkan
kepalanya sedikit lalu menatap Shinhye dalam. Kaget dengan pergerakan tiba-tiba
itu, Shinhye memilih menutup matanya rapat-rapat. ‘Ini bukan pertama
kalinya. Jarak sedekat ini dengan seorang namja. Tapi kenapa, kenapa jantungku
malah berdetak kencang seperti ini?’ ucapnya dalam hati.
Monolog dalam hati Shinhye itu tidak
berlangsung lama. Karena sebuah suara gemeretak gigi. Dia membuka matanya
perlahan seiring dengan kembalinya suara riuh rendah orang-orang di sekitarnya.
Saat dia membuka matanya, yang pertama dilihatnya adalah sebuah senyuman. Salah
satu senyuman yang paling disukainya.
***
“Waah!!! Jongwoon daebakiya~ Kau
benar-benar melakukannya.” Ucap Leeteuk tersenyum l.e.b.a.r
“Gentleman sejati, heum? Aku
bangga padamu, Hyung.” Ucap Kibum menepuk bahu Jongwoon.
“Aiish! Kau bahkan tidak mau memberi tontonan
gratis adegan romantis di depan kami. Sangat pelit, Jongwoonah~”
“Benar kata KangIn. Padahal kami sudah dengan
baik hati menyediakan ‘wadah’ untukmu dan Shinhye.”
“Chul Hyung, setelah mengerjaiku dan Shinhye
seperti ini, kalian masih berani meminta lebih??!” Jawab Jongwoon memicingkan
pandangannya pada ketiga member tertua di sana.
“Yak! Aku tidak ikut merencanakannya. Itu
mereka bertiga. Aku hanya ikut tertawa dari sini....” Bela Hankyung.
“De, de,,, . kami seharusnya tahu
kalau takkan semudah itu membuatmu mengikuti setiap scene dalam
skenario kami. Ck... seharusnya aku menyediakan plan
B!!!” Ucap Heechul seakan dia sedang benar-benar kecewa. Kenyataannya, dia
mengucapkannya dengan senyuman khas yang hanya dimiliki member AB Super Junior.
“Ttangyeon hatjji.” Tanggap ke-10
namja lainnya.
Sedang Jongwoon,
dia hanya menatap malas teman-temannya yang sedang kambuh sifat jahilnya.
Ngomong-ngomong dengan sifat jahil,,,
“Kyuhyun, Zhoumi, dan Henry kemana? Aku tidak
melihatnya sejak pesta dimulai.” Tanya Jongwoon yang segera menyadari gap tanpa
ketiga member lainnya.
“Mereka punya jadwal rekaman. Kurasa sebentar
lagi mereka akan di sini.” Jawab Siwon segera sambil melihat jam tangan hitam
kesayangannya.
“Keunde Hyung, lihatlah kekasihmu.” Ucap
Eunhyuk tiba-tiba.
“Heum?” tanggap Jongwoon santai, lalu melihat
ke arah ‘kekasih’ cantiknya itu.
“Shinhye-a~ Mianhanda. Mereka memang suka
bercanda, tapi niat mereka tidak sepenuhnya jahat. Walau itu sedikit... Kau
tahu kali ini juga –“ belum selesai Jongwoon menjelaskan, si lawan bicara sudah
balik menatapnya.
“Ania, Oppa. Naneun gwenchanayo.” Ucap Shinhye tenang. Melihat senyuman
tulus Shinhye, Jongwoon menghembuskan napas lega. Lama mereka mengobrol tentang
berbagai hal sembari duduk mengitari salah satu meja di sana. Mulai dari
berbagai makanan penganan hasil ketekunan Ryeowook mengumpulkan resep sepanjang
sore sehari sebelumnya, dekorasi karya Kibum dan Siwon plus Donghae, sampai
kejadian-kejadian lucu yang terjadi selama belasan tahun pertemanan mereka.
Mereka juga banyak bertanya pada Shinhye, tentang hal-hal yang mirip dengan
ditanyakan para ibu sebelumnya. Like son, like mother (?) ^_^
***
“Jongwoon hyung, Shinhye-ssi, kami sudah
menyiapkan tempat spesial untuk kalian hari ini.” Kata Eunhyuk usai tawa mereka
tentang pertengkaran antara member saat inkigyo promosi Mr. Simple dulu.
“Tempat spesial?” Tanya Shinhye.
“Yupz... . Anggap saja hadiah untuk kalian
dari 14 pangeran tampan.” Ucap Shindong.
“Ckckck... walaupun ironis bahwa itu
diucapkan olehnya, tapi yang dikatakan Shindong hyung benar. Ini hadiah final
kami untuk kalian hari ini.” Lanjut Eunhyuk yang langsung mendapat laser
eyes dari Shindong.
“Hadiah?” Tanya Jongwoon, curiga.
“Ya. Ikut aku saja, Hyung.” Ajak Donghae
sambil berjalan menuju sisi lain rumah milik keluarga Cho itu. Lebih tepatnya
taman belakang, tempat keriuhan pesta tidak lagi terdengar.
“Tadaaa!!!” Ucap Donghae semangat sambil
mengarahkan tangannya ke sebuah ayunan berwarna putih di depan mereka. Sedang
dua orang yang mengikuti di belakangnya hanya menatap bingung aksi si fishy.
“Hey! Apa kalian tidak merasa ini romantis?”
“Romantis?” Jongwoon bertanya dengan wajah
sakartis, dan Donghae masih bisa bersikap biasa. Tapi saat hal yang sama
disuarakan oleh wanita cantik di depannya, dia hanya bisa memasang wajah cengo.
‘Pasangan ini... ‘ rutuknya dalam hati.
“Waaah.... tidak ku sangka ada orang yang
kadar romantismenya setara dengan Yesung Hyung. Kalian memang pasangan serasi.”
Simpulnya penuh kekaguman.
“Jja!! Duduklah di sini. Nikmati
sajiannya di meja itu sambil bicara berdua di ayunan ini. Kalian masih punya
waktu-“ jeda, Donghae melihat jam tangan mahal di pergelangan tangannya. “45
menit. Na kanda, Hyung!”
Jongwoon masih menatap kepergian Donghae,
saat Donghae berbalik dan berteriak,
“Hyung!!! Jangan sia-siakan usahaku membujuk
Kyu agar mau meminjamkan tamannya untuk event ini. Nikmati
waktu kalian.”
Setelah kepergian Donghae, sepasang ‘kekasih’
itu hanya memfokuskan pandangannya pada sepatu yang mereka kenakan. Sampai
akhirnya Jongwoon berinisiatif,
“Mian.”
“Wae?”
“Hari ini aku membuatmu merasa tidak nyaman.”
“Hmm....”
“Hmm?”
“Jangan dipikirkan, Oppa! Aku menikmati
pestanya dan juga merasakan kedekatan kalian. Mereka juga menyambutku hangat
seperti teman lama yang baru bertemu. Seandainya bisa terus begini, olmana
haengbokkhae!”
“Tentu saja bisa.”
“Bahkan saat kontrak kita berakhir?”
“Ne, bahkan saat kontrak kita
berakhir. Kau bisa berkunjung sebagai teman kan?”
“Benarkah?! Senang
mendengarnya.”
“Shinhye,”
“De?”
“Gomawo.”
“Gomawo? Untuk apa, Oppa?”
“Karena sudah mau kemari dan berkenalan
dengan keluarga besar kami.”
“Aku yang seharusnya yang berterima kasih.
Bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini, gomaptta, Jongwoon
Oppa.”
Kesunyian melengkapi kebersamaan mereka,
lagi. Keduanya baru menyadari pemandangan di sekitar mereka. Jongwoon harus
mengakui keluarga salah satu dongsaengnya itu memang patut diacungi
jempol. Tata letak tanaman begitu rapi, dan rumputnya terlihat jelas dirawat dengan
baik sebagaimana di halaman depan. Sedangkan Shinhye, tidak jauh berbeda
memang, juga mendapati pemandangan di sekitarnya cukup memukau. Sesaat Shinhye
sempat menanyakan pada dirinya tentang pernyataan Donghae terhadap ‘kadar
romantisme’nya. Tapi diabaikannya dan terus menyibukkan diri dengan
melihat-lihat sekitar.
“Shinhye, aku-“ ucapan Jongwoon terputus saat
ia merasakan sesuatu menyandar di pundaknya. Ya, Shinhye tertidur.
“Apa kau begitu lelah? Maaf karena memintamu
kemari saat kau begitu sibuk. Terima kasih karena kau tetap datang dan menjadi
tamu spesial kami hari ini.” Ucap Jongwoon dengan suara sehalus mungkin. Dia
tentu tidak ingin membangunkkan sang ‘kekasih’ yang tertidur di pundaknya.
Merasa posisi Shinhye tidak nyaman, dia pun menyandarkan diri ke sandaran
ayunan sambil menjaga Shinhye agar tidak terbangun. Usahanya berhasil, Shinhye
terlihat menyamankan posisinya dengan masih bersandar pada namja di sebelahnya.
CEKLEK!!!
CEKLEK!!!
CEKLEK!!!
Tanpa mereka sadari, beberapa kamera telah
menangkap momen langka itu.
Tapi tunggu dulu, apa kau pikir mereka
paparazzi?
Atau wartawan infotainment yang menyusup ke
kediaman Cho??
(apa bedanya
coba, Author-nim????)
Sayang dugaan kalian salah, sebenarnya itu
adalah perbuatan dari ‘sekelompok’ namja dan tiga orang wanita. Yang kalian
pasti bisa menebak siapa mereka sebenarnya.
Tidak mau meyia-nyiakan hasil jepretan awam
mereka, segera masing-masing menekan tombol share lalu mengetik beberapa kata.
Kurang dari satu menit, foto-foto itu sudah terpampang dengan indahnya di
timeline SNS masing-masing.
Huufft!!! Bukankah mereka ‘anggota keluarga’
yang begitu kejam?
Mereka sekarang menjual sepasang kekasih
untuk mendapatkan berbagai tanggapan dari followers mereka. Dan mereka
SEPENUHNYA berhasil.
Ckckckck.... sekarang ayo kita lihat sejenak
apa tanggapan followers mereka.
‘Yesung Oppa with Shinhye Unnie~ wanjeon
Kyoepta!!”
“Angel leans on Cloud’s arm!!!”
“Shinhye Noona tetap cantik saat tidur!”
“Lucky Yesung!”
“Suju Oppa sangat kompak hari ini”
“Ini terlihat seperti foto prewedding… kekeke”
“Oppa… haengbokkhaessoyo? T_T”
“Shinhye Unnie… you two looks gorgeous!!”
“Pasangan idola tahun ini. Wanjeon
daebakiya!”
“Waaah! The envy me. Shinhye Unnie, boleh
ku pinjam sandaranmu?”
“Maldo andwe~~ uri Oppa! T_T ”
“Oppa,,, Unnie... aku mendukung kalian :’)”
“Beautiful afternoon for you two! :D”
Oke, oke. Ayo kita kembali ke sepasang
kekasih yang aku yakin fotonya akan terpampang dengan indahnya di media cetak
besok pagi ataupun media elektronik dalam waktu kurang dari sejam lagi.
“Mmm....”
“Sudah bangun?”
“Aah,,, ak-aku tertidur?” Tanya Shinhye dengan
suara rendah. Yang mendapatkan senyuman sebagai jawabannya
“ Mian, Oppa!” ucapnya, dia sangat malu dan
gugup di saat bersamaan.
“Rileks, Hye-a... .” mendengar itu dari
Jongwoon, Shinhye pun segera mengubah posisi duduknya seperti semula. 5 menit
berlalu dalam diam.
“Bisa kita kembali ke pesta sekarang?”
“Tapi, wajahku...”
“Gwenchanayo. Wajahmu masih terlihat cantik
walau baru saja bangun. Kaja!”
***
Saat mereka kembali. Pesta sudah tak begitu
ramai. Paling tidak, itu menurut Jongwoon.
“Jongwoon, kemari sebentar!”
“Ne, Omonim.”
“Aigo~ beruntung sekali ibumu mendapat calon
menantu seperti Shinhye.”
Sekali lagi menatap sayang Jongwoon lalu
tersenyum dan menarik Shinhye ke sisinya.
“Kemana ya Kyuhyun? Anak itu seharusnya
belajar darimu.” Kata Ayah Kyuhyun yang juga berada di antara mereka.
“Benar, Yeobo. Dia bahkan tidak pernah
sekalipun membawa gadis untuk diperkenalkan padaku sejak bergabung dengan Super
Junior.” Kata sang istri.
Baru saja kalimat itu terlontar dari Ibu
Kyuhyun, sebuah suara yang tidak familiar –bagi Shinhye –ikut ambil bagian
dalam perbincangan mereka.
“Omma, aku mana bisa melakukannya. Aku sangat
sibuk dan hampir tidak punya waktu senggang. Berbeda dengan hyung!!” Ucapnya dengan nada mengejek yang kentara.
PLETAK!!!
Jitakan ‘pelan’ di kepalanya membuat si namja
pendatang baru meringis kesakitan.
“Yak, Hyungie!! Kenapa memukulku?”
“Hahaha... kau pantas mendapatkannya, Kyu.”
Malah tawa sang ayah yang menyambutnya.
“Kau harus lebih sopan kalau bicara, Kyu.
Jongwoon itu hyungmu.” Saran ibunya, geleng-geleng kepala.
“Ck... anak kalian itu aku. Kenapa malah
membela Yesung hyung... .” rungut Kyuhyun, kesal.
“Hahahah.... Kyu, kau lucu sekali. Apa kau
anak TK yang sedang merengek minta permen??!” Sambut Jongwoon akhirnya.
“See? See? Dia bahkan tertawa
senang saat melihatku kesakitan dan dapat marah.... . Omma,Appa, bagaimana bisa
kalian membiarkan anak laki-laki satu-satunya diperlakukan seperti ini?!!”
“Ck... Kyu, kau berlebihan sekali.
Kekanakan.” Kata Kibum yang terlihat terhibur dengan ekspresi lucu dari chingu
dengan pautan umur enam bulan darinya itu.
“Yak! Kibummie, kau bahkan ikut front mereka?!! Maldo
andwe... .”
“Benar, Bummie~. Childish Kyu wasso...
Lagipula apa yang dikatakan abonim dan Omonim ada
benarnya, kami juga tidak pernah melihatmu berkencan dengan serius,” jawab
Siwon yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
(#SparKyu harap tenang. Ini cuma skenario
author ;))
“Buat apa punya kekasih? Aku sedang merintis
karir MC plus ingin menyusul Yesung hyung dengan album solo keduaku. Lagipula,
aku sudah punya ELF yang selalu membuatku merasa diperhatikan, dijaga, dan
dicintai seperti seorang kekasih!” Terang Kyuhyun bangga. (Betul, betul,
betul... hahaha)
“Kau tahu, fans mungkin mengagumimu sekarang
bahkan menyayangi dan mencintaimu, tapi mereka pasti akan menikah juga. Apa kau
mau sendirian selamanya??!” Tantang sang ibu. (diambil
dari salah satu
line “He is Beautiful”)
“Ani. Kalau ELF menikah, akan ada ELF baru
yang datang untuk kami. Their Heroes!!” Jawab Kyuhyun penuh
semangat.
“Sudahlah, Omonim. Kyu tidak akan
mendengarkan saran kita, dia terlalu kekanakan untuk mengerti.”
Kata Siwon dengan nada mengejek. Dia tahu jika topik ini tidak
diputuskan sekarang, sang dongsaeng akan memulai akting kekanakan
berkepanjangannya. Mereka takkan menang berargumen dengan maknae yang satu ini
jika itu terjadi.
“Geurae, Omma. Kyuhyun, kalau ELF
mendengarmu mengatakannya akan lebih baik. Begitu over manis
di belakang ELF, tapi evilnya di depan mereka, minta ampun.
Ckckck.....” sambung Kibum.
Demo sono
kimichi wa
(But this
feeling)
Kimi o
kurushime te shimatteta
(Was making
you suffer)
Ne boku no
seida yo kimi ga kiete ku
(Yes, It was
my fault you disappeared)
Namida
afurete tomaranai
(My tears
overflow and don’t stop)
Nidoto aena-
“Ne, yeoboseyo~ . O, Oppa. De,
sebentar lagi aku ke sana. De.” Itulah pembicaraan singkat Shinhye
via smarthphonenya yang sempat berdering tadi.
“Mianhae, aku harus pergi sekarang. Minwoo Oppa menyuruhku ke lokasi syuting
sekarang.”
“Oh... begitu. Biar ku antar.”
“Tidak, aku kan bawa mobil sendiri. Gomawo, Oppa.”
“Tapi ku lihat kau sedang cukup lelah, sampai
tertidur tadi. Jadi aku ak–“
“Ini masih jam 1 siang, Oppa. Aku bisa bertahan lebih lama seperti biasanya, dan lagi lokasi syutingnya
tidak lebih dari 15 menit dengan mobil. So, it’s ok, Oppa”
“Apa yang bisa kulakukan saat kau menolak
matian-matian seperti ini. Baiklah, berhati-hatilah.” Ucap Jongwoon pasrah.
‘Kekasih’nya ini memang seorang solois bahkan sebelum debut Super Junior,
terang saja lebih mandiri dari yang bisa diharapkannya.
Begitulah Shinhye meninggalkan rumah Kyuhyun
dengan sebelumnya berpamitan dengan tamu party itu.
Sesaat setelah Jongwoon kembali dari
mengantar Shinhye keluar, Kyuhyun lalu menariknya mendekat.
“Hyungie~” Ucapnya lirih.
“Wae?” jawab Jongwoon dalam tanya.
“Aku rasa, aku memang butuh seorang
kekasih...” Ucap Kyuhyun dengan wajah stoicnya.
Jongwoon tidak bisa menyembunyikan senyumnya,
lalu dengan sayang mengusap rambut dongsaengnya itu. Dongsaeng
kesayangannya mungkin masih kekanakan, hajiman bukannya tidak tertarik dengan hal semacam
itu. Hanya saja dia belum menemukan seseorang yang tepat. Itu saja. Sama halnya
dengan Jongwoon, sekarang.
***
Author's Note:
I am so sorry for the late update and broken
promises...
I lost my will to write lately...
Shinhye becomes sexier day after day,,,
I was like "I like her to be Yesung's
partner because she is like his ideal type!! innocent look, but most important
is a girl who will be liked wherever she goes. A wanted daughter-in-law for
most of boyfriends' mother, isn't she?"
I am
disappointed a little bit, but it is ok now.
Once again, I am
sorry.
Happy reading,
Chingu~~~ ^_^
No comments:
Post a Comment